Masuk musim kemarau, para petani diminta tak khawatir pada ketersediaan air, karena embung akan memasok air.Hal ini juga berlaku bagi UPKK Purwo Suci di Desa Ngraho, Kecamatan Kedung Tuban, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. "Ketika musim kemarau tiba, petani tak perlu khawatir, karena embung akan memasok air sehingga produktivitas pertanian tetap terjaga," ujar Menteri Pertanian Selainmengimbau menanam tanaman dengan umur yang pendek, Yoga juga meminta agar para petani tidak menanam padi di wilayah yang jauh dari kawasan irigasi (daerah lahan tadah hujan). Hal tersebut dikarenakan padi merupakan tanaman dengan kebutuhan air yang tinggi, sehingga dikhawatirkan akan mengalami kekurangan air saat tidak ada hujan. BACA JUGA: Tentuada yang salah yang mungkin tidak diterapkan oleh para petani sehingga sebagian besar petani Indonesia hidupnya masih tidak sejahtera. Pada kesempatan kali ini kami akan mengulas beberapa alasan mengapa petani Indonesia tidak sejahtera. Semoga ini bisa menjadi bahan evaluasi diri bagi para petani sekalian. Cara Menanam Pepaya California. 1. oTJCzmy. Para petambak ikan di Lamongan, Jawa Timur, beralih bercocok tanam padi ketika memasuki musim kemarau. Hal ini dilakukan agar lahan tetap produktif. Saat musim kemarau lahan tambak tidak bisa ditanam tanaman lain selain tanaman padi. Ketika datang musim hujan lahan tambak digunakan untuk budidaya ikan bandeng Chanos chanos yang dicampur dengan udang vaname Litopenaeus vannamei. Untuk tambak di Kabupaten berjuluk kota tahu campur ini dalam semusim rata-rata petani menggunakannya untuk dua kali budidaya ikan, dan sekali tanam padi. Untuk memanfaatkan lahan agar tetap produktif di musim kemarau, para petambak ikan di Lamongan, Jawa Timur, beralih bercocok tanam padi, salah satunya seperti yang dilakukan Wartono 50. Hari menjelang siang, pria bertubuh tinggi ini nampak sibuk mengawal proses penanaman padi di lahan tambak seluas 2 hektare yang disewanya. Dia hendak memastikan benih padi yang ditanam sesuai dengan harapan, dengan mengintruksikan puluhan ibu-ibu yang dilibatkan dalam mengolah lahan itu untuk menanam padi dengan sistem jajar legowo. Sistem ini merupakan sistem penanaman padi dengan cara mengatur jarak antar benih. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, dengan cara seperti ini produktivitas padi bisa meningkat. “Tanpa pengaturan jarak tanam sangat berpotensi memunculkan hama penganggu seperti gulma dan tikus, karena terlalu rapat,” jelas pria asal Desa Ngujungrejo, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, Kamis 10/06/2021. Selain itu, perawatan akan lebih sulit jika penanaman benih padi tanpa pengaturan jarak tanam. Usai memberikan arahan ke para ibu-ibu di pematang tambak, Wartono kemudian beralih menemui bapak-bapak yang sedang mengusung benih padi dengan menggunakan pikulan bambu. Mereka memikul dari jalan raya menuju ke tengah tambak yang kemudian didistribusikan ke para ibu-ibu yang sedang menanam. Sebelumnya benih padi itu diangkut menggunakan kendaraan pick up. baca Musim Kemarau, Petani Manfaatkan Rawa yang Mengering Buruh tani memikul benih padi untuk ditanam di tambak ikan. Untuk memanfaatkan lahan agar tetap produktif di musim kemarau, para petambak ikan di Lamongan, Jawa Timur, beralih bercocok tanam padi. Foto Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia Keberkahan Tersendiri Menurut Wartono, pada saat musim kemarau lahan tambak yang disewannya itu tidak bisa ditanam tanaman lain selain tanaman padi Oryza sativa. Sebab, meski airnya susut masih ada sisa-sisa genangan air yang cocoknya memang hanya bisa digunakan untuk menanam padi. “Kalau ditanam jagung atau kacang kan kondisi tanahnya harus kering, jadi tidak bisa ditanam di lahan basah,” ujar dia. Umumnya, petani setempat menanam padi saat musim hujan, tapi bagi Wartono ketika datang musim hujan lahan tambak yang digarapnya itu ia gunakan untuk budidaya ikan bandeng Chanos chanos yang dicampur dengan udang vaname Litopenaeus vannamei. Begitu masa peralihan musim hujan ke kemarau itulah dia mulai menanam padi. baca juga Dampak Fenomena La Nina, Petani Buah Semangka dan Melon Tekor Saat musim kemarau, lahan tambak tidak bisa ditanam tanaman lain selain tanaman padi. Foto Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia Dalam semusim dia hanya bisa menanam padi sekali. Setelah panen, lahan terlebih dulu diistirahatkan selama 2-3 bulan sambil menunggu musim hujan. Begitu datang hujan ia kemudian beralih ke budidaya ikan dan udang. “Untuk sewanya dalam semusim itu Rp31 juta. Bisa digunakan untuk budidaya ikan dua kali. Sementara untuk padi hanya sekali saja,” katanya. Bagi dia antara biaya operasional dan hasil yang didapat bisa berlipat. Untuk ikan dan udang sekali panen bisa mendapatkan hasil Rp30 juta. Sementara padi Rp35 juta. Beberapa petambak sudah beralih memasuki musim tanam padi pada tambaknya. Hal ini memberikan keberkahan tersendiri bagi buruh tanam padi, Rasima 60 misalnya, perempuan asal Buluterate, Babat, Lamongan ini mengaku senang karena dimusim kemarau ini dia masih bisa bekerja. “kalau tidak tandur ya nganggur, atau paling ya ngaret untuk kambing,” pungkasnya dalam bahasa Jawa. baca juga Begini Cara Petani Buah di Lamongan Berbagi Keberkahan Buruh tani membentangkan tali tampar untuk menanam padi di tambak menggunakan sistem jajar legowo. Sistem ini merupakan sistem penanaman padi dengan cara mengatur jarak antar benih. Foto Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia Tanah Tetap Produktif Kemarau sering kali berdampak terhadap penurunan atau bahkan kegagalan produksi pangan, salah satunya yaitu padi. Di tahun 1991 misalnya, akibat kemarau sejumlah 800 ribu hektare tanaman padi mengalami kekeringan, dan sekitar 190 hektare puso. Pada tahun 1994, musim kemarau juga telah menimbulkan kerugian bagi sebagian petani karena tanaman padi mereka kekeringan, umumnya terjadi pada lahan yang irigasinya tergantung pada musim hujan. Plt. Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Lamongan, Sujarwo mengatakan, untuk tambak di Kabupaten berjuluk kota tahu campur ini dalam semusim rata-rata petani memang menggunakan lahannya untuk dua kali budidaya ikan, dan sekali tanam padi. Begitu juga sebalinya, ada juga sebagian petani yang melakukan dua kali tanam padi kemudian ikan hanya sekali, tergantung wilayahnya. baca juga Kemarau Panjang, Warga Lombok Bisa Bertani dan Berternak di Bendungan Rasima 60 menunjukkan tangannya yang keriput karena terlalu lama kena air usai menanam padi di tambak ikan. Foto Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia Menurut dia, dalam semusim di satu lahan itu bagusnya memang dimanfaatkan untuk dua jenis komoditas yang berbeda. Alasanya agar kesuburan tanah bisa tetap terjaga. “Kalau ikan terus ya kapan lahan waktunya istirahat? Karena sebetulnya tambak itu kan perlu juga digemburkan. Sementara padi itu setelah panen damennya bisa digunakan untuk pupuk alami,” ujar pria berkacamata ini. Selain itu, dengan pola seperti itu petani masih tetap produktif bisa mengolah lahan di musim kemarau, sehingga tidak takut mengalami kegagalan produksi pangan. Seorang buruh tani bersiap membajak lahan dengan menggunakan tractor. Agar kesuburan lahan tetap terjaga, dalam semusim bagusnya dimanfaatkan untuk dua jenis komoditas yang berbeda. Foto Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia Meski begitu pihaknya terus mengupayakan untuk melakukan langkah-langkah alternatif lain, salah satunya yaitu mengkolaborasikan dua jenis komoditas pertanian sekaligus di dalam satu lahan, atau disebut juga dengan istilah Mina padi. Usaha tani gabungan ini memanfaatkan genangan air sawah yang tengah ditanami padi sebagai kolam untuk budidaya yang memaksimalkan hasil tanah sawah, dengan demikian diharapkan bisa meningkatkan efisiensi lahan, “Beberapa wilayah di Kabupaten Lamongan sudah menggunakan inovasi seperti itu. Apalagi Mina padi juga merupakan salah satu cara untuk menanggulangi hama tikus,” pungkas pria yang pernah menjadi Camat ini. Para buruh tanam padi makan bersama di pematang tambak ditengah istirahatnya usai menanam padi. Memasuki musim kemarau, beberapa petambak sudah beralih menanam padi. Hal ini memberikan keberkahan tersendiri bagi buruh tanam padi. Foto Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia Artikel yang diterbitkan oleh Ilustrasi petani menanam padi berdasarkan pedoman musim tanam padi. Foto PixabayMeskipun padi dapat ditanam sepanjang tahun, pada dasarnya petani ditanam berdasarkan ketersediaan air. Musim tanam padi dapat dikelompokkan menjadi beberapa periode tanam. Lantas, seperti apa pembagiannya? Ketahui jawabannya di pembahasan berikut tanam adalah pedoman waktu tertentu yang dijadikan sebagai tahap permulaan menanam. Musim tanam ini memiliki peran yang memungkinkan pelaku di sektor pertanian mendapatkan arah budi daya tanaman, khususnya tanaman dengan kegiatan budidaya tanaman padi, terdapat dua aspek penting yang perlu dipahami agar proses penanamannya dapat berhasil, yaituHubungan antara jadwal waktu penanaman dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan tanaman antara siklus perubahan cuaca dengan dinamika perkembangan hama dan penyakit tanaman Musim Tanam PadiSimak 3 pembagian musim tanam padi yang merujuk pada situs berikut ini. Pembagian musim tanam padi dibagi menjadi tiga, yaitu musim tanam utama, gadu, dan kemarau. Foto PixabayMusim penanaman padi ini dilaksanakan pada saat musim penghujan, baik di tanah basah tanah yang pengairannya bagus dan tanah kering tadah hujan. Musim tanam utama terjadi pada bulan November, Desember, Januari, Februari dan musim tanam ini tidak mendapatkan pengairan, tetapi mengandalkan air hujan atau tadah hujan. Musim tanam gadu terjadi pada bulan April, Mei, Juni, tanam ini tetap bisa dilaksanakan, dengan catatan sistem pengairan atau irigasinya harus lancar. Musim tanam kemarau terjadi pada bulan Agustus, September, dan tanam utama menghasilkan panen raya panen besar, musim tanam gadu menghasilkan panen gadu, sedangkan musim tanam kemarau menghasilkan panen tersedia dalam jumlah paling banyak pada satu bulan setelah periode panen raya Februari s/d Juni, yang berarti puncak stok beras terjadi pada bulan Maret s/d Juli. Pada periode panen raya tersebut fungsi penjemuran, penggilingan, penggudangan dan distribusi, serta kegiatan penyediaan stok beras terjadi paling sibuk. Pengisian stok beras oleh Bulog semestinya terjadi pada Maret s/d Juli dan akan mencapai jumlah stok maksimal pada bulan Agustus. Stok beras ini akan terpakai nanti pada bulan Nopember, Desember, Januari, yaitu pada saat panen yang berpedoman dengan musim tanam padi memiliki peluang keberhasilan yang besar saat menanam padi. Foto PixabayManfaat Memahami Musim Tanam PadiAda beberapa manfaat pentingnya menggunakan musim tanam padi sebagai pedoman, yaitu Mengurangi risiko gangguan hama dan penyakit tanaman, sehingga secara tidak langsung dapat menekan penggunaan risiko gagal panen atau puso, akibat kekurangan air, kebanjiran, roboh terkena angin, dan lain atau hasil panen diharapkan bisa maksimal, apabila ditanam pada waktu yang tepat. Sebab, keberhasilan budidaya tanaman sangat dipengaruhi kondisi iklim dan cuaca telah banyak mengalami perubahan. Namun, perubahan yang terjadi juga tetap memiliki pola dan kecenderungan yang tetap bisa diamati. Dengan demikian, petani yang memiliki dasar pemahaman masa tanam ini, tentu jauh lebih baik dibanding petani yang tidak punya aspek penting dalam kegiatan budidaya tanaman padi?Kapan musim tanam utama terjadi?Apa yang dihasilkan di musim tanam utama, gadu, dan kemarau? BANGKA – Musim kemarau panjang diprediksi bakal terjadi pada pertengahan Juni sampai September 2023 mendatang. Pada musim kemarau, petani di Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung diminta menanam palawija selain padi. Pelaksana Tugas Plt Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan DPPP Bangka Selatan, Risvandika berujar, masyarakat petani harus mempersiapkan diri agar dapat mengantisipasi dampak kemarau panjang yakni kekeringan. Sehingga para petani bisa menanam tanaman palawija untuk lahan yang pengairannya terbatas saat musim kemarau. Seperti yang diketahui Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG Pangkalpinang memprediksi musim kemarau di Bangka Belitung terjadi pada awal Juni 2023. Antara bulan Juni dasarian satu dan Juni dasarian dua. Tepatnya pada tanggal 1 - 11 Juni 2023 mendatang. “Berdasarkan data BMKG bulan Juni - September 2023 Bangka Selatan diperkirakan akan memasuki musim kemarau. Saya mengingatkan petani untuk dapat beralih ke tanaman yang kurang membutuhkan air,” kata dia kepada Sabtu 3/6/2023. Risvandika menerangkan, menjelang musim kemarau panjang para petani setidaknya menyesuaikan tanaman pada masa tanam. Sebab, saat musim kemarau ketersediaan air akan berkurang yang akan mengganggu pertumbuhan tanaman yang membutuhkan banyak air. Bahkan saat ini tim penyuluh sudah melakukan sosialisasi kepada para petani. Terutama sosialisasi pola tanam padi-padi- palawija kepada para petani. Upaya itu merupakan bagian agar selama satu tahun musim tanam tidak melulu menanam padi. Akan tetapi diselingi menanam palawija, utamanya saat kemarau. Layaknya jagung, singkong, sorgum hingga kacang panjang. “Tanaman palawija ini antara lain komoditas palawija seperti jagung, sorgum dan kacang tanah. Namun jika ketersediaan air mencukupi para petani diperbolehkan melanjutkan kembali aktivitas tanamanan padi,” jelas Risvandika. Menurutnya, pengaturan pola tanam sangat penting mengingat saat kemarau pasokan air berkurang. Satu alasan mengapa petani menanam padi pada musim hujan adalah karena padi merupakan jenis tanaman yang butuh banyak air diawal akan ada banyak petani yang mulai menanam padi saat musim penghujan musim penghujan tersebut para petani akan terus berupaya untuk dapat melakukan pengelolahan lahan dan tanaman padi dengan sebaik mungkin. Tujuannya tidak lain untuk tingkatkan swasembada pangan dan tingkatkan perekonomian begitu lahan yang sudah ditanami bisa kembali demikian, untuk mendapatkan hasil panen yang berlimpah para petani tetap disarankan untuk memberikan kebutuhan pupuk dengan Petani Menanam Padi Pada Musim HujanCara Menanam Padi yang Baik dan BenarLahan untuk menanam padiProses pembibitanProses penanamanProses perawatanProses pemanenanSebenarnya ada banyak sekali alasan mengapa petani menanam padi pada musim hujan, salah satunya adalah karena ketika musim penghujan tiba air banyak, sehingga tanah pun jadi lebih mudah ditanami padi daripada saat musim pada saat para petani nekat akan menanam padi di musim kering, maka tanaman padi yang ditanam bisa dipastikan tidak akan tumbuh dengan baik, bahkan akan mati dengan lain kenapa hujan yang turun mulai dimanfaatkan petani untuk menanam padi adalah agar pada saat masa panen tiba padi tidak terendam oleh air hujan atau terlambat panen. Pada dasarnya syarat utama penanam padi yang baik adalah ketika musim penghujan dengan jenis tanaman lain, tanaman padi ini bisa tumbuh dengan baik pada curah hujan rata-rata 200 mm per bulan, atau curah hujan yang disarankan, yakni antara – mm per padi tentunya akan tumbuh dengan baik di temperatur 15 – 30 derajat dan dengan tingkat kelembapan berkisar 40-60%. Musim hujan membuat ketersediaan air cukup tinggi sehingga menjadi waktu yang tepat untuk proses penanaman tanaman itu, para petani juga diharap menanam padi pada saat ketersediaan sinar matahari tumbuh tanaman padi lainnya yang penting untuk diketahui para petani adalah media tanah yang akan untuk menanam padi ini memang sangat bervariasi dan semua itu juga bergantung pada iklim yang terjadi, mulai berdebu, berpasir, dan padi bisa tumbuh dengan baik, pastikan media tanahnya mengandung bahan organik, unsur hara, juga memiliki jenis tanah seperti latosol, grumosol, padsolik, dan juga harus ditanam di media tanah yang subur, gembur, memiliki PH 4-7, dan tidak dalam terserang hama untuk ketinggian tanaman padi yang baiknya adalah sekitar meter dari permukaan Menanam Padi yang Baik dan BenarAdapun cara menanam padi yang baik agar mendapatkan hasil panen yang berlimpah ruah adalah sebagai untuk menanam padiMenjadi salah satu komponen penting untuk bercocok tanam, Anda disarankan untuk menyediakan lahan yang subur dan sudah dibersihkan dari berbagai macam rumput liar dan tingkatkan kesuburan tanah saat ditanami padi, tanah bisa dialiri air terlebih dulu sampai gembur dan lunak, lalu bajak menggunakan genangi lahan untuk menanam padi tersebut dengan air kembali setinggi 5 – 10 cm dan biarkan kurang lebih selama 2 minggu. Dengan begitu racun – racun yang ada di dalamnya bisa ternetralisir dengan pembibitanSiapkan bibit padi yang bagus, misalnya saja dengan merendamnya selama 2 hari hingga berkecambah. Beri pupuk di area persemaian dengan jenis pupuk Urea dan TSP sebanyak 10 gram untuk setiap semester penanamanSetelah 12-14 hari bibit padi sudah siap untuk ditanam. Setelah itu Anda bisa memindahkan bibit padi ke lahan tanam. Proses pemindahannya tentu saja harus dilakukan dengan akar padi membetuk huruf L’ dengan kedalaman sekitar 1 – 15 perawatanPada tahapan berikut ini Anda bisa melakukan penyiangan selama 2 minggu sekali. Jangan lupa juga untuk melakukan pengairan yang wajar dan terakhir adalah pemupukan setelah 1-7 hari menggunakan pupuk Urea dan pemupukan akan dilakukan lagi setelah 25-30 hari menggunakan pupuk Urea dan pemanenanApabila tanaman padi sudah mulai menguning dan merunduk, maka saat itu panen sudah siap sampai terlambat memanen padi, sebab keterlambatan pemanenan padi akan membuat padi yang ditanam rapuh dan artikel petani menanam padi di sawah ini dapat menjawab pertanyaan mengapa petani menanam padi pada musim hujan, semoga bermanfaat Petani Digital Para petani di Desa Meru, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur memanfaatkan lahan rawa yang mengering karena musim kemarau, dengan menanam jenis tanaman palawija Petani memanfaatkan tanah gembur dengan sisa air di rawa yang mengering dengan menanam melon, semangka dan palawija Bertani di rawa kering tidak terbebas dari kerugian, karena tanaman palawija atau padi bisa keburu tenggelam saat air mulai menggenangi rawa, sebelum dipanen. Ditambah lagi cuaca saat ini sulit ditebak karena pengaruh perubahan iklim Petani mengaku belum mendapat perhatian dan bantuan dari pemerintah setempat. Bantuan pemerintah hanya bagi pemilik lahan, sedangkan petani penggarap rawa tidak punya lahan, karena lahan rawa seluas 1,340 ha merupakan lahan milik Pemkab Lamongan. Siang itu, di bawah panas terik matahari, sejumlah petani nampak beraktifitas bercocok tanam di ladang garapannya. Ada yang baru memulai tanam, ada yang membersihkan gulma, tidak sedikit pula yang terlihat menyiram tanaman menggunakan gembor. Para petani ini bercocok tanam memanfaatkan lahan rawa yang mengering karena musim kemarau, dengan menanam jenis tanaman palawija di Desa Meru, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Rabu 14/08/2019. “Awal bulan Agustus ini baru mulai tanam. Ini pertama kalinya saya menanam jagung, biasanya kalau tidak tanam melon ,ya semangka,” ujar Soleh, salah satu petani setempat disela-sela membersihkan gulma di lahan garapannya itu. Soleh mengaku, jagung yang dia tanam ini baru berumur dua mingguan, menyusul semakin menipisnya air yang biasa menggenang rawa itu saat musim hujan. Jika musim hujan, katanya, air bisa menggenang rawa itu sampai 10 meter, sehingga tidak bisa dimanfaatkan untuk menanam jenis tanaman apapun. baca Kemarau Datang, Air Telaga Jadi Andalan Lahan rawa yang airnya menyusut karena musim kemarau di Desa Meru, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Para petani memanfaatkan lahan tersebut untuk ditanami palawija. Foto Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia Sebaliknya, warga sekitar baru bisa memanfaatkan rawa tersebut ketika musim kemarau seperti saat ini, karena pada saat kemarau air di rawa itu bisa habis sampai tanahnya terlihat retak-retak, sehingga warga sekitar bisa bercocok tanam. “Tanahnya lebih gembur, jadi enak digunakan untuk menanam,” timpal Jarwi 70, istri Soleh yang juga melakukan pekerjaan yang sama. Saat awal datang musim hujan, pasangan suami istri ini mengaku, masih bisa memanfaatkan rawa tersebut untuk menanam padi. Itu juga menurutnya untung-untungan, kadang bisa bertahan sampai musim panen tiba. Terkadang pula rugi, karena padi yang mereka tanam keburu tenggelam karena airnya sudah pasang. Jadi tidak sempat untuk memanen, hal itu menurutnya karena cuaca saat ini sulit ditebak. “Bertani ini sama kayak pedagang. Kadang ya untung, kadang ya rugi,” tutur Jarwi, menceritakan pahit-manisnya bertani yang sudah dilakoninya sejak dari kecil. baca juga Adakah Solusi Permanen Krisis Air Bersih Ketika Kemarau Datang? Sepasang suami istri membersihkan tanaman jagung yang ditanam dilahan rawa, saat musim kemarau di Desa Meru, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Foto Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia Sering Rugi Banyak faktor yang dihadapi petani saat ini, Soleh mengaku sekarang ini petani justru malah sering rugi. Selain penyakit yang menyerang tanaman semakin beragam. Faktor perubahan cuaca juga sangat mempengaruhi. Soleh beranggapan, bertani yang dilakoninya saat ini rasanya tidak seperti dulu. Kalau dulu bertani tidak banyak penyakit. Hal itu, menurutnya, karena pola pengobatan tanaman masih menggunakan cara yang natural, dengan memakai bahan-bahan alami yang ada disekitar, cukup dengan dedaunan yang dikeringkan, lalu dicampur dengan kotoran sapi. Ketika itu, cerita bapak dua anak ini, pupuk alami masih banyak dijumpai di daerah tersebut. Karena dulu masih banyak peternakan sapi, selain itu juga masih banyak dijumpai tumbuh-tumbuhan. Seiring berjalannya waktu, mencari bahan alami sekarang ini di rasa semakin sulit karena perubahan zaman. Sudah banyak pelaku ternak yang beralih profesi menjadi kuli bangunan dan juga buruh pabrik. menarik dibaca Mengapa Oyek dan Gaplek Jadi Andalan Ketika Kemarau Tiba? Petani bersiap menyiram tanaman miliknya yang ditanam di lahan rawa yang mengering karena musim kemarau. Foto Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia Di lain sisi, untuk pola pengobatan tanaman saat ini juga mengikuti pola petani pada umumnya, yaitu dengan menggunakan pupuk yang serba instan, sehingga mau tidak mau dia juga harus beradaptasi dengan pola bertani para petani yang ada disekelilingnya itu. Tapi bagi Sholeh, pola serba instan itu, sebenarnya justru malah menimbulkan penyakit yang bermacam-macam, harga obat tanaman baginya juga mahal. Sehingga dalam beberapa waktu ini dia terus mengalami kerugian. “Tanah saya habis terjual untuk memenuhi kebutuhan bertani, ini saya nggarap punya orang yang sebelumnya nggarap di rawa ini. Sistemnya bagi hasil,” kata pria paruh baya itu. Selaras dengan Soleh, Lilik Sumarlik, petani yang juga memanfaatkan lahan rawa yang mengering itu, juga mengaku merasakan hal sama. Berprofesi sebagai petani di lahan rawa ini kadang senang, begitu juga sebaliknya. Senangnya, selain dekat dengan sisa-sisa air, lahan rawa yang mengering ini juga bisa lebih mudah digarap. Karena kontur tanah yang awalnya berlumpur. Namun, perempuan kelahiran 1963 itu juga mengaku, sudah dua tahun ini tidak mendapatkan hasil. Kesuburan tanah rawa, katanya, tidak sebanding dengan banyaknya penyakit yang menyerang tanaman yang dia rawat, seperti hama ulat yang menyerang daun, begitu juga dengan tikus yang menyerang batang, akar hingga buah. baca juga Foto Kemarau, Sawah di Aceh Gagal Panen Buruh tani membersihkan gulma di lahan rawa mengering karena musim kemarau. Para petani memanfaatkan lahan tersebut untuk ditanami palawija. Foto Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia Selain itu, faktor cuaca juga menurutnya sangat mempengaruhi kegagalan panen yang dirasakan. “Cuaca saiki iku maju mundur, biasane Agustus iku wes panen, lha iki baru mulai tandur. Opo mergane bumine wes tuo cuaca sekarang ini maju mundur, biasanya panen pada bulan agustus. Tapi sekarang ini baru mulai menanam. Apa karena buminya sudah semakin tua,” katanya. Baginya, proses bertani yang dirasakan saat ini juga tidak seperti dahulu. Dulu hujannya masih enak. Pada musim kemarau, panas yang dirasakan juga tidak seperti sekarang ini yang semakin kerasa. Harapannya, tanaman jagung yang dia rawat saat ini bisa mendapatkan hasil. Awalnya, Lilik memanfaatkan lahan rawa itu untuk ditanam semangka, tapi tahun ini dia mencoba peruntungan dengan menanam tanaman penghasil karbohidrat itu. Karena bibitnya lebih murah, dan perawatannya menurut pengalaman orang lain, katanya juga lebih mudah. menarik dibaca Miris, Puluhan Tahun Tiap Kemarau Warga Desa Ini Potong Akar Pohon untuk Dapat Air Buruh tani mengambil air untuk menyiram tanaman palawija yang ditanam di lahan rawa yang mengering karena musim kemarau. Foto Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia Kurang Perhatian Ketika disinggung soal peran pemerintah, pihaknya mengaku belum ada bantuan dari pemerintah setempat. Tidak hanya Lilik, Soleh juga mengatakan hal demikian. Karena mereka merasa, lahan yang digarap ini merupakan lahan milik pemerintah. Jadi, mereka beranggapan selama ini belum ada bantuan. Cerita Lilik, perangkat desa pernah melakukan sosialisasi soal bantuan bagi petani, tetapi dari sosialisasi yang disampaikan itu, yang mendapatkan bantuan merupakan petani yang mempunyai lahan sendiri. Untuk petani yang tidak memiliki lahan, yang sifatnya memanfaatkan lahan rawa milik negara itu tidak mendapatkan bantuan. Kabupaten Lamongan merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang memiliki lahan rawa seluas 1,340 ha, dari jumlah luasan tersebut 973, 565 ha berada di Kecamatan Sekaran, yang merupakan lahan rawa lebak. Mayoritas penduduk Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan ini berprofesi sebagai petani. Sehingga lahan seluas itu dimanfaatkan penduduk sebagai lahan pertanian. Bima Rojaq Kurniawan, dalam penelitiannya berjudul Analisis Pendapatan dan Kontribusi Usaha Tani Semangka di Lahan Marjinal Rawa di Desa Miru, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan’ menjelaskan, lahan rawa lebak seluas 350 ha di Kecamatan Sekaran tersebut digunakan para petani untuk budidaya semangka. Buruh tani menanam kacang hijau di lahan rawa yang mengering karena musim kemarau di Desa Meru, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Rabu 24/08/2019. Foto Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia Artikel yang diterbitkan oleh

mengapa pada musim kemarau para petani tidak menanam padi